Peduli Ibu Pertiwi dan Mengimplementasikan dalam Perayaan 7 tahun Pekan Laudato Si

Pekan Laudato Si merayakan kelahiran Laudato Si, Ensiklik yang ditulis oleh Paus Fransiskus. Ensiklik tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya segala sesuatu di dunia ini saling berhubungan. Selain itu, Paus menunjuk fenomena dunia saat ini, yaitu krisis ekologi dan darurat iklim dan perlu kita perhatikan bahwa pada 24 Mei 2015, Paus Fransiskus secara resmi menyelesaikan penulisan Ensiklik Laudato Si.

Sabtu, 28/06/2022 di Bukit Tentram, Bumi Kedaton Resort, dilakukan Misa pekan Laudato Si yang ke-7 dengan tema yang diangkat dalam perayaan Ensiklik Laudato Si yang ke-7 adalah “ Berjalan Bersama dan Mendengarkan Suara Bumi ’’ dengan peserta kurang lebih sebanyak 200 orang.

Kegiatan memperingati Laudato si yang ke-7 sudah banyak diimplementasikan setelah diterbitkannya penulisan Paus Fransiskus tentang Ensiklik Laudato Si, implementasi dapat dilihat mulai dari adanya sebuah produk ECO Enzyme yang memiliki seribu manfaat.

Eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Fermentasi dari gula aren ataupun tetesan tebu yang dicampur dengan air dan beberapa campuran lain seperti sisa kulit buah dan sayuran yang kemudian diaduk rata. Setelah hasil fermentasi selesai diaduk rata wadah ditutup rapat menggunakan plastik dan diikatkan dengan karet ban. Kemudian hasil fermentasi baru bisa digunakan setelah 3 bulan didiamkan. Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna yang aplikasinya meliputi sabun cuci piring, handsanitizer, membersihkan kompor dan areal dapur, dijadikan pupuk organik, mencuci pakaian, mengepel lantai, membasmi pestisida, herbisida, dan insektisida pada sayuran. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang eco enzyme perlu ditingkatkan, agar memungkinkan diperoleh pendapatan yang memadai dari usaha pembuatan hingga pemasaran produk ini.” Ujar Bakti Santoso.

Bukan hanya kegiatan tentang sebuah program Eco Enzyme, sudah banyak juga implementasi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti belanja tidak lagi menggunakan banyak plastik tetapi memanfaatkan tas belanja( tote bag ) sendiri, Para Mahasiswa/I juga yang menjadi agent of change menerapkan jika ke Kampus membawa botol minum sendiri daripada beli minuman yang plastik untuk menjaga ekosistem Lingkungan.

Tak kala menarik juga bahwa Laudato Si juga sudah sampai tingkat Nasional bahkan Internasional , sehingga sudah ada terbentuk sebuah Animator Laudato Si Nasional, yang dimana Animator Laudato Si ini membantu semua masyarakat dalam mengaplikasikan, melindungi, merawat serta mengimplementasikan Laudato Si untuk menjaga BUMI PERTIWI.

Sr. Vincent HK ( animator Nasional) mengatakan “Terkait adanya Laudato Si ini diharapkan Issue mengenai lingkungan ini cepat meluas dan memperbanyak animator-animator di seluruh Keuskupan di Indonesia sehingga dapat diharapkan kepada para animator mampu untuk melakukan aksi-aksi nyata bentuk penyadaran, studi bersama mengenai Laudato Si. ”

Beliau juga berpesan Untuk para kaum Mahasiswa mau ikut bergabung untuk menjadi animator-animator Laudato si agar semakin cepat meluas tentang issue mengenai Lingkungan.

Yulius Rizki Deka Anggara perwakilan Mahasiswa STIE Gentiaras menyampaikan

“ Langkah yang di ambil Gereja melalui Ensiklik Paus Fransiskus ini langkah yang sangat tepat karena difokuskan untuk merawat bumi kita ini, sebagai orang muda sangat setuju setiap tahunnya ada tema yang di ambil untuk memperingati hari bumi, itu berarti Gereja bersama komunitas-komunitas yg terlibat masih peduli dengan alam semesta ini, tentunya bukan hanya memperingati tetapi juga melakukan yang terbaik untuk alam semesta ini supaya tetap lestari. Alam sudah memberikan segalanya untuk kita, sekarang giliran kita memberikan apa yang kita miliki untuk merawat dan melindungi alam, yang diperlukan sekarang bukan hanya ucapan tetapi tindakan nyata. Bumi adalah rumah kita semua, sudah selayak dan sepantasnya kita menjaga dan melindunginya.”

Kegiatan memperingati Laudato Si setiap tahunnya sangat banyak apresiasi positif dari peserta/masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari semangat serta keinginan masyarakat untuk mengetahui lebih dalam mengenai Laudato Si sehingga mulai penerapan itu sudah berjalan seperti adanya program Eco Enzyme.

Penulis : Theresia Sitanggang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKKMB Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gentiaras Aktualisasi Menuju Kampus Laudato Si

Organisasi Mahasiswa STIE Gentiaras Berkolaborasi Selenggarakan Workshop Desain Grafis

UKM Olahraga dan UKM Bidang Seni Proudly Present Sport and Art Competition - SAC IV 2023