UKM KARINTAS Gentiaras

  Air merupakan salah satu unsur utama di bumi yang menjadi bagian tak terpisahkan bagi seluruh manusia. Makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, sehingga air sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari dalam masa pandemi COVID-19, air sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan fisik. Jika kita akan pergi ke suatu tempat, dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum maupun setelah masuk ke lokasi tertentu. Maka kualitas air sangat diperlukan dan dijaga. Mahasiswa sebagai agent of change mempunyai tips dan trik cara melestarikan air supaya kualitas air tetap terjaga. 1. Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan penghijuan atau penanaman pohon yang dapat berfungsi sebagai penahan dan penyimpan air 2. menggunakan air sesuai kebutuhan 3. Jika saat dirumah air bekas cucian dan mandi diusahakan tidak langsung meresap ke dalam tanah, tetapi dialirkan ke saluran pembuangan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran air tanah

  Pemerataan akses vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan virus Covid-19, yang sudah berjalan selama lebih dari dua tahun. Sebagai Perguruan Tinggi yang mendukung upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, STIE Gentiaras bersama POLRESTA Bandarlampung khususnya Polsek Kedaton dengan jumlah personil 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari Penanggung jawab kegiatan vaksin, anggota, dan tenaga kesehatan mengadakan sentra vaksinasi. Kegiatan ini digelar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gentiaras yang bertempat di jalan Purnawirawan No. 14, Gedong Meneng, Raja Basa, Bandarlampung, pada kamis, 17 Maret 2022 pukul 08.00 WIB s.d selesai. “Beberapa hari sebelum pelaksanaan vaksinasi, saya mendapat informasi dari Babinsa kelurahan bahwa STIE Gentiaras akan menjadi sentra vaksinasi booster. Serta saya berharap bagi mahasiswa/i yang belum menerima vaksin dosis 1, dosis 2 dan booster segera melakukan vaksin agar mencegah penularan covid didalam lingkungan keluarg

  Peran perempuan sering dinomorduakan, dipandang sebelah mata dan tidak jarang malah terabaikan. Padahal bila melihat angka, jumlah perempuan di Indonesia saat ini lebih banyak daripada laki-laki, dengan data menunjukan angka sebanyak 50,3% dari total penduduk. Melihat data tersebut, maka ini merupakan potensi yang luar biasa bagi perempuan masa kini untuk berpartisipasi dan menunjukan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan berhak untuk diperlakukan sama dalam berbagai bidang kehidupan dengan laki-laki, perempuan berhak untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan yang setara dengan kaum pria. Namun mengapa semua keadaan di atas tidak dipahami oleh masyarakat masih belum tahu atau menutup mata mengenai hak-hak kaum perempuan. Masih saja banyak ditemui dalam masyarakat stigma bahwa perempuan hanya dianggap sebagai pelengkap saja dalam keluarga dan masyarakat, tidak mempunyai peran berarti dan dianggap sebagai kaum yang lemah. Kekerasan, perlakuan

  Pandemi mengobrak-abrik hidup kita. Kita tidak bisa menolak dampak-dampak negatif pandemi seperti kemarahan, ketakutan, kekhawatiran, kebosanan,dll. Namun demikian, sebetulnya pandemi merupakan rahmat! Tetapi dalam kondisi pandemi ini, kita mengawali paskah dengan tanda abu sebagai awal pertobatan. Kita diingatkan bahwa kita berasal dari debu dan tanah, dan akan kembali kepada debu tanah. Penandaan dengan abu dan tandanya adalah bahasa simbolik untuk menyatakan kerapuhan kemanusiaan kita dan kefanaanya. Rabu abu sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan kristus.  Selama 40 hari, umat Katolik mengisi hari-harinya dengan berdoa, bertobat, bermatiraga dan melakukan karya belas kasihan sebagai persiapan menyambut perayaan Paskah. Praktek untuk berpuasa ditetapkan dalam Konsili Nikea (325) dan Konsili Laodikia (360). Praktik puasa ini dinamakan tessarakoste (Bahasa Yunani) atau quadragesima  (Bahasa Latin) yang berarti “40 hari” dan menjadi

Trending Topic saat ini selain daripada kelahiran anak dari pasangan Atta dan Aurel tidak lain tidak bukan adalah tentang perang yang saat ini sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Nah, sebelum kita masuk ke bagian inti kita cari tahu dulu yuk, sebenernya bagaimana awal mula ketegangan antara Rusia dan Ukraina itu muncul? Padahal ketika Perang Dingin terjadi, sebelum 1990, orang-orang Ukraina dan Rusia bersatu dalam sebuah negara federasi bernama Uni Soviet. Negara komunis yang kuat di zaman itu. Uni Soviet setelah Jerman kalah dan PD II selesai, memiliki pengaruh di belahan timur Eropa. Tak heran jika negara-negara di benua Eropa bagian timur juga menjadi negara-negara komunis. Pada 1991, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar. Di tahun yang sama, Ukraina memberikan suara untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet dalam sebuah referendum. Presiden Rusia Boris Yeltsin pada tahun itu, menyetujui hal tersebut. Selanjutnya Rusia, Ukraina dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent St