Bagi Umat Katolik, Rabu Abu menjadi Awal Pembaharuan Iman Pertobatan

 


Pandemi mengobrak-abrik hidup kita. Kita tidak bisa menolak dampak-dampak negatif pandemi seperti kemarahan, ketakutan, kekhawatiran, kebosanan,dll. Namun demikian, sebetulnya pandemi merupakan rahmat! Tetapi dalam kondisi pandemi ini, kita mengawali paskah dengan tanda abu sebagai awal pertobatan. Kita diingatkan bahwa kita berasal dari debu dan tanah, dan akan kembali kepada debu tanah. Penandaan dengan abu dan tandanya adalah bahasa simbolik untuk menyatakan kerapuhan kemanusiaan kita dan kefanaanya. Rabu abu sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan kristus. 

Selama 40 hari, umat Katolik mengisi hari-harinya dengan berdoa, bertobat, bermatiraga dan melakukan karya belas kasihan sebagai persiapan menyambut perayaan Paskah. Praktek untuk berpuasa ditetapkan dalam Konsili Nikea (325) dan Konsili Laodikia (360). Praktik puasa ini dinamakan tessarakoste (Bahasa Yunani) atau quadragesima (Bahasa Latin) yang berarti “40 hari” dan menjadi asal kata Tetapi mungkin hingga saat ini, ada orang yang berpuasa tetapi mempunyai “Prapaskah”. Angka “40” sendiri memiliki makna rohani. Nabi Musa berpuasa selama 40 hari 40 malam sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai. Nabi Elia berjalan selama 40 hari dan 40 malam menuju Gunung Horeb. Lalu, Tuhan Yesus berpuasa dan berdoa selama 40 hari dan 40 malam di padang gurun sebelum memulai pelayanannya. Dalam kalangan masyarakat, mungkin kita pernah mendengar orang itu berpuasa untuk mendapatkan kesaktian. Bahkan ada juga orang yang berpuasa karena ingin berprihatin tidak pada saat tertentu, tetapi ada orang yang mengambil waktu tertentu dengan maksud memang sungguh berprihatin dalam hidupnya. Ada juga orang yang ingin berpantang dan berpuasa untuk menghemat dalam membeli keperluan seperti rumah,dll. Maka ada tujuan-tujuan tertentu.

Ketentuan puasa dalam Gereja Katolik sesuai yang tercantum dalam hukum Gereja adalah sebagai berikut :

1. Puasa dalam arti “yuridis” adalah boleh makan kenyang hanya sekali dalam sehari, sedangkan pantang berarti tidak mengkonsumsi makan atau minuman atau melakukan hobby atau kesenangan tertentu atau hal-hal lain yang hendaknya dipilih sendiri oleh si pelaku.

2. Setiap hari jumat sepanjang tahun adalah hari pantang kecuali jika hari itu kebetulan jatuh hari yang terhitung sebagai hari raya.

3. Dalam masa prapaskah, hari puasa dan hari pantang adalah hari rabu abu dan hari jumat agung. Sedangkan hari pantang adalah hari rabu dan hari jumat sepanjang masa prapaskah.

4. Yang wajib berpuasa adalah semua orang katolik yang sehat dan berumur antara 18-60 tahun, sedangkan yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang sehat dan berumur antara 14-60 tahun.


Umat katolik melakukan berpandang dan berpuasa untuk mempersiapkan diri dalam mengolah batin kita, pertobatan, dan dalam gereja sebagai masa persiapan menerima baptis. Dalam gereja katolik untuk berpuasa mempunyai ciri khas yang unik dibandingkan dengan yang lain. Kita masih boleh makan sekali kenyang dalam satu hari bukan makan kenyang sekali masih diperbolehkan, maka dengan ini yang lebih berat bukan itu. Tetapi seringkali yang berat adalah berpantang, misalkan seorang suami berpantang rokok biasanya istrinya senang. Ada baiknya uang untuk rokok itu bisa dialihkan untuk membeli gas 3kg maka seorang istri pasti akan senang. Maka berpantang dan berpuasa dalam Gereja Katolik itu bukan pertama-tama sebagai formalitas, tetapi harus lebih dari itu. Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk hidup baru? Bagaimana kita meneliti batin kita?

Gereja sejak Konsili Vantika II telah mendorong kita untuk senantiasa memperbaharui diri dan cara hidup kita senantiasa tetap memperbaharui diri, memperbaharui diri bukan berarti kita menjadi superhero/superman tetapi kita senantiasa memperbaharui diri kita dari cara-cara kita yang lama dan kita dapat menyesuaikan diri dengan hidup teladan Yesus Kristus. Dengan rabu abu, umat katolik menerima abu sebagai tanda pertobatan dan dengan abu ini kita akan menghayati diri dalam pertobatan hidup kita.

Paus Fransiskus berpesan “Menjadikan Rabu Abu sebagai hari puasa untuk perdamaian dunia, khususnya bagi Ukraina. Mari kita dedikasikan diri kita secara intensif untuk berdoa dan berpuasa. Semoga Ratu Damai menjaga dunia dari kegilaan perang.”

Selamat berpantang, Selamat Berpuasa dan Selamat Memasuki Retret Agung.

Penulis : Juanina Eurica Sugesti Gomes

Sumber :

  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rabu_Abuh
  • ttps://www.kitakatolik.com/puasa-katolik-mengapa-40-hari/h
  • ttps://parokicikarang.or.id/detailpost/asal-mula-masa-prapaskah
  • https://www.hidupkatolik.com/2022/02/26/59410/rabu-abu-di-depan-mata-sudah-siapkah-kita.php


Komentar

  1. Selamat merayakan Rabu Abu sebagai tanda pertobatan kit a umat Kristiani.....GBU.....🙏🙏🙏

    BalasHapus
  2. Selamat berpatang & Berpuasa semua 🙏🏻🙏🏻✨

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKKMB Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gentiaras Aktualisasi Menuju Kampus Laudato Si

Organisasi Mahasiswa STIE Gentiaras Berkolaborasi Selenggarakan Workshop Desain Grafis

UKM Olahraga dan UKM Bidang Seni Proudly Present Sport and Art Competition - SAC IV 2023